Dearest Pak Mario dan Ibu Linna yang kami sayangi,
Dear Sahabat Super Member yang hatinya baik.
Semoga email ini menjumpai kita semua dalam perasaan damai, karena kedamaian adalah sumber dari semua kekuatan. Semoga pula Tuhan Yang Maha Pemurah melimpahkan Kasih SayangNya kepada kita semua.
Sahabat, ijinkan saya berbagi cerita, yang agak mengusik pikiran saya sebagai orang tua.
Kemarin putri pertama saya bercerita tentang sekolahnya. Beberapa waktu lalu, guru seni lukis memberikan PR untuk siswa membuat kaos sablon dengan gambar pilihan siswa dan dikerjakan oleh siswa sendiri, tentunya. Waktu itu dia menggambar tokoh kartun Jepang kesukaannya. Gambar cukup bagus, karena dia cukup berbakat menggambar kartun. Tiba saatnya mewarnai dengan cat sablon, keindahan gambarnya agak berkurang karena dia belum terbiasa sehingga agak "belepotan" sana-sini. Kami katakan gambar bagus, hanya perlu lebih rapi dalam mewarnai. Dia coba ubah sana-sini, kotoran tinta dia ubah jadi gambar bunga, dan sebagainya
. Dan selesailah kaos sablon hasil karya siswa kelas 8
.. Sebuah karya wajar bagi seseorang yang baru pertama menyablon kaos. Masalahnya adalah, beberapa teman dia mengumpulkan hasil karya yang menurut dia : "
.. bagus banget deh ma
. Kayak beli yang di toko-toko gitu. Emang gimana ya mereka buatnya kok bisa bagus banget
sempurna deh ma
.. ?"
Saat itu saya sempat berpikir, ada yang tidak beres, karena itu masalah kejujuran
siswa mengerjakan di rumah dan tinggal mengumpulkannya di sekolah. Saya bersyukur pada akhirnya, bahwa guru sekolah cukup "peka" menangkap masalah yang ada. Ketidakwajaran hasil karya siswa mengakibatkan beberapa siswa dipanggil, diminta mengulang PR-nya dengan pesan : Coba kerjakan sendiri yaa
.. tidak usah minta tolong orang lain
..
Keprihatinan muncul karena, beberapa anak remaja tersebut sudah terlintas dalam benaknya untuk tidak memaksimalkan upayanya sendiri dalam mencapai tujuan. Mereka-kah atau orang tua mereka-kah yang membiarkan kondisi ini terjadi
.. ? Pola sikap apa yang sebenarnya sedang terjadi pada sebagian masyarakat kita ini
? Sangat menyedihkan apabila keinginan mencapai kebesaran pribadi tidak dilakukan dengan upaya nyata yang tidak harus sempurna, tetapi seimbang.
Saya ingat salah satu nasehat Pak Mario berikut :
Impian mengenai kebesaran pribadi
yang tidak diimbangi dengan kesibukan yang terpikirkan dengan baik
akan menghasilkan mimpi-mimpi buruk.
Keberhasilan hanya bisa dicapai oleh kegiatan nyata yang menyumbangkan nilai atau perbaikan
keadaan bagi orang lain dan bagi diri kita sendiri.
Tetapi, dia yang malas, yang menghindari kerja keras adalah orang yang rajin membiarkan dirinya
menjadi semakin tidak berarti.
Keberhasilan dilestarikan dengan keseimbangan
antara kualitas upaya sebelum dan sesudah mencapai keberhasilan.
Keberhasilan lebih mudah dicapai oleh mereka yang memiliki disiplin untuk bekerja keras padaPekerjaan yang tepat. Sedangkan disiplin yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberhasilan,adalah disiplin untuk tidak merasa sudah berhasil.Perhatikanlah, mereka yang jatuh setelah ditinggikan adalah mereka yang melupakan kualitas yangtelah membuatnya ditinggikan. Karenanya, dia kehilangan kepantasan untuk tetap berada di atas.
( Mario Teguh )
Sahabat , semoga kita semua termasuk pribadi-pribadi yang terus mengupayakan kebesaran diri dengan cara cara yang baik, dengan hati yang damai. kedamaian hanya bisa dicapai dengan keseimbangan antara yang bisa kita pastikan, dan yang harus kita terima sebagai yang berada di luar kemampuan kita untuk memastikan.
Selamat menikmati hari-hari indah Anda
.. Have a super day !
Terima kasih,
Tri Mulyani , SM 389
MTSC Greeter I MTSuperClub I Listening with The Heart I Bekasi
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar