Welcome

Selamat datang di blog kami, lewat blog ini saya ingin berbagi berbagai kisah, cerita, maupun saduran dari berberapa milis . Juga beberapa info menarik seputar si "Kulit Bundar" , yang jelas isinya di jamin memberi inspirasi buat kita semua. Akhirnya selamat membaca dan mengambil hikmah yang terkandung didalamnya.

Selasa, 16 Oktober 2012

Kebahagiaan memperpanjang umur?

sumber : detikHealth

Memasuki usia paruh baya, kemampuan fisik seseorang akan mulai menurun dan tentu saja hal itu menimbulkan ketidakbahagiaan karena mereka tak lagi bisa beraktivitas sesuka hati. Tak heran jika orang-orang paruh baya juga sering terlihat lebih mudah emosi.

Padahal sebuah studi baru mengungkapkan bahwa orang-orang paruh baya yang suka marah-marah berisiko tiga kali lipat meninggal lebih cepat ketimbang orang-orang seusianya yang merasa bahagia dengan hidupnya.
Studi yang memperoleh kesimpulannya setelah mengamati lebih dari 10.000 lansia dari Inggris ini menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk memprediksi apakah orang yang bersangkutan akan mengalami gangguan kesehatan serius ketika memasuki usia 60-an atau tidak. Dengan kata lain, orang yang bahagia berarti mengalami kesejahteraan psikologis yang tinggi, begitu juga sebaliknya.

Dalam studi ini, tim peneliti yang berasal dari University College London, Manchester University, Institute for Fiscal Studies dan NatCen Social Research ini bersikeras tak melibatkan faktor lainnya seperti usia, jenis kelamin, etnis, jumlah kekayaan dan tingkat pendidikan.

Kesimpulannya, tingkat kebahagiaan seseorang di masa kini dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya secara signifikan di masa depan.
"Partisipan yang dilaporkan mengalami lebih banyak kebahagiaan di dalam hidupnya cenderung bisa bertahan hidup 9-10 tahun lebih lama daripada partisipan lainnya. Partisipan yang tidak menikmati hidupnya dan tidak bahagia pun terlihat tiga kali lebih cepat meninggal ketimbang partisipan yang menikmati hidupnya," kata peneliti seperti dilansir dari telegraph, Rabu (17/10/2012).

Peneliti juga menemukan pada partisipan yang tak bermasalah dengan kondisi psikologisnya pada awal studi namun tak bahagia dengan hidupnya lebih cenderung mengalami penurunan kemampuan fisik dan kecepatan berjalan serta peningkatan angka kejadian penyakit jantung koroner di akhir studi.


Best Regards,
Yono Brahmantoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar