Sahabat saya yang baik hatinya,
Masa liburan pada akhir Ramadhan adalah masa bagi orang yang sangat banyak untuk mengupayakan apa pun untuk bisa PULANG KAMPUNG menemui orang tua dan kerabat di kota atau dusun asal mereka.
Jika kita ikhlas memperhatikan, beberapa hal ini akan mencerah dalam pengertian kita:
1. Sebagian besar orang di kota-kota besar berasal dari kota-kota kecil lainnya, atau dari wilayah-wilayah pinggiran yang biasanya disebut kampung.
2. Arus mudik lebaran adalah gerakan manusia terbesar di dunia, yang melebihi ukuran manusia pada prosesi ibadah Haji di Tanah Suci.
3. Maka wajar jika orang-orang yang sukses secara nasional atau profinsi berasal dari desa.
4. Ada keharusan untuk hadir di kampung saat Idul Fitri karena ada kerinduan yang akut untuk mengulangi tradisi lebaran, dan mengenalkan anak-anak kepada tradisi kita saat kecil dulu.
5. Ada dorongan yang tidak selalu disadari bahwa kita harus pulang dan 'menunjukkan' bahwa kita sudah berhasil di kota.
6. Ada kebahagiaan dalam membuat orang tua dan keluarga bangga dengan keberhasilan kita di kota.
7. Itu sebabnya banyak sekali orang yang berhutang uang untuk membiayai perjalanan pulang kampung, agar terlihat sukses di kota.
8. Itu sebabnya, banyak sekali orang yang justru menjadi gelisah dan menyesal dengan keharusan membayar 'kebebasan' berbelanja dengan uang hutang pada masa liburan.
9. Dan ternyata, setiap tahun kita berjanji untuk lebih bijak dalam membelanjakan uang dalam masa liburan, yang pada masa liburan berikutnya janji itu kita langgar lagi.
10. Tidak sedikit orang yang hutang liburannya tidak selesai terbayar sampai mereka harus berhutang pada masa liburan berikutnya.
MAKA,
1. Jangan lagi mengatakan uang itu tidak penting.
2. Jangan lagi menolak nasihat untuk membarukan diri agar rezeki kita juga baru.
3. Jangan sok ingin miskin, tapi suka berhutang. Orang kaya yang bersyukur dan dermawan lebih besar kemungkinannya masuk surga daripada orang miskin yang suka berbelanja di atas kemampuannya agar orang lain bilang Wow!
4. Jangan mencemooh orang kaya, jika itu bukan karena sikap buruk mereka, tapi karena kemiskinan kita. Jika kita benar, mengapa kita yang miskin, dan mereka yang kaya? Jika kita yang pandai, mengapa mereka yang lebih happy dan tajir?
5. Jangan menyalahkan nasib. Nasib adalah hasil upaya. Jika upaya baik, nasib akan baik, dan sebaliknya.
6. Jangan menjadi orang yang memuakkan bagi calon belahan jiwa, dengan mencemooh orang kaya dari kemiskinan diri, dan menghina orang pandai dari kebodohan diri.
7. Jangan nistakan kekayaan, karena Tuhan menginginkan kita menjadi orang kaya yang membangun sekolah bagi orang miskin dan rumah sakit bagi kaum Dhuafa, dan menjadi peneladan upaya mengangkat diri dari kemiskinan bagi mereka yang malas tapi suka menuntut.
----------------
Maka marilah kita meminta restu Tuhan untuk mendampingi upaya kita untuk menjadi pribadi yang mandiri secara finansial, yang walau pun uang itu bukan segala sesuatu tapi uang itu penting.
Mudah-mudahan liburan kita tahun ini diselamatkan, disehatkan, digembirakan, dan dipenuhi dengan silaturahim yang membahagiakan orang tua, keluarga, dan kerabat.
Semoga kita semua dikembalikan ke rumah masing-masing dalam kesehatan dan kesadaran baru yang menjadikan kita pribadi-pribadi yang rajin belajar dan bekerja, yang kreatif menghasilkan pendapatan yang lebih daripada hanya gaji, dan yang disukseskan untuk membangun bisnis yang sangat menguntungkan, yang tumbuh besar, yang menyejahterakan Anda dan keluarga dan semua orang yang Anda untungkan dalam pelayanan Anda.
Semoga kita semua dimandirikan secara finansial, dan semoga lebih banyak lagi dari kita yang dijadikan orang kaya, yang berpasangan hidup yang rupawan dan indah pekertinya, yang berketurunan baik dan salih, dan yang dihormati karena peran kita yang baik bagi sesama.
Aamiin
Mario Teguh Loving you all as always
Tidak ada komentar:
Posting Komentar