indiePreneurship: Indonesia Kreatif 2025
Jaman selalu berubah. Bangsa ini mengalami dari jaman agraris, jaman industri, dan jaman informasi yang baru saja kita pijak. Perjalanan jaman menempatkan kita berhadapan dengan jaman kreatif. Setiap jaman membutuhkan pola kerja dan relasi sesuai dengan karakteristik masing-masing.
Pada sisi lain, bangsa Indonesia masih saja belum bisa mengoptimalkan kekayaan ter sebut. Sumber daya alam terekploitasi tanpa imbal balik kesejahteraan masyarakat yang se tara. Sumber daya manusia terekploitasi se bagai tenaga kerja dengan upah murah di negeri tetangga. Bahkan sumber daya budaya kita pun telah mulai ditandai sebagai milik budaya bangsa lain.
Kedua kenyataan itu adalah isyarat bagi kita tentang perlunya melangkah dalam jaman baru, jaman kreatif. Banyak orang Indonesia menunjukan kiprahnya dalam menciptakan maha karya kreatif.
Kita bisa sebut sosok Dynand Faris yang dengan penuh keberanian luar biasa mengimajinasikan Jember sebagai pusat fashion dunia. Paduan pijakan modal lokal, ditambah partisipasi penuh masyarakat lokal, menjadi pelengkap imajinasi liar yang mendunia dan melahirkan Jember Fashion Carnaval (http://jemberfashio ncarnaval. com).
Kita juga bisa sebut Singgih Susilo Kartono dengan desain maha karyanya Radio Magno (http://magno- design.com). Dengan desain sangat kuat, ada kemewahan yang sederhana. Ada kesan antik yang dipadu dengan manfaat kekinian. Nuansa alami masa lalu berbaur nuansa futuristik. Kekayaan alam kayu hutan tropis dipadukan dengan imajinasi tak terbatas anak manusia. Sebuah teladan me-ngenai pola kreatif mendayagunakan sumber daya alam bangsa ini. Pantas saja berbagai penghargaan internasional didapatkan. Sebuah pengakuan dunia atas keindahan Magno.
Kiprah mereka mengajarkan pada kita bagaimana kreativitas menjadi sumber energi yang berdampak positif pada bangsa. Tak urung Departemen Perdagangan menangkap dinamika masyarakat tersebut dan bergerak meng-gagas Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, sebuah blueprint yang tulen dan bernas (blueprint ini dapat diunduh di http://indonesiakre atif.net). Sebuah inisiatif yang perlu berjumpa dengan lebih banyak kepeloporan praktis di lapangan.
Kenyataan di lapangan, banyak kendala dihadapi dalam menciptakan Indonesia Kreatif pada tahun 2025. Dari sisi sumber daya manusia ada 3 kendala besar, yaitu kreativitas dipandang eksklusif dan tidak merakyat, kecenderungan untuk bekerja di organisasi mapan dengan kesempatan terbatas dalam mengekspresikan kreativitas; dan kurangnya kesempatan dan sarana bereksperimen dan bereskpresi.
Pada sisi lain, kekuatan ekonomi-politik dan bisnis kita masih berkutat pada proses transaksional untuk mendapatkan nilai tambah. Nilai tambah didapatkan semata dari prinsip "siapa lebih murah dan siapa lebih cepat". Penjualan kekayaan alam secara langsung menjadi pola utama dalam mendapatkan nilai tambah untuk mensejahterakan bangsa Indonesia.
Imagine Indonesia berkolaborasi dengan Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO) mencetuskan inisiatif yang kami sebut sebagai indiePreneurship Competition.
By "Yono Brahmantoro"
~Copas dari milis Manajer Indonesia~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar